Jakarta, Aktual.com — Diawali pembacaan ayat-ayat suci Al Quran dari trio Al Falah, Bandung, Jawa Barat, Muzakarah Tauhid Tasawuf se-Asia Tenggara ke-4 yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Raudhoh Al-Hikam, Cibinong, Bogor, Jabar, Kamis (25/8) resmi buka.

Dalam sambutan dari Pimpinan Pondok Pesantren Raudhoh Al Hikam KH Zain Djarnuzi menegaskan, tasawuf merupakan ajaran Islam yang mengacu kepada Al Qur’an dan hadis, guna mengingatkan manusia kepada sang pencipta yakni Allah SWT.

“Dengan ajaran ini seseorang akan mengenal dari mana ia datang, sadar hatinya dipantau Allah SWT dan menjadikan manusia selalu mengenal Tuhan,” kata Kiai Zain.

Begitu pula tanpa adanya Rasullah ataupun tanpa akal, dia (Manusia) tidak akan bisa menembus Allah atau menemui Allah karena akal memiliki batasan. Sementara untuk sampai ke Allah dibutuhkan amaliah.

Amaliah ini, lanjutnya, tidak akan pernah menghasilkan sesuatu tanpa adanya bimbingan. Bimbingan ini akan menghasilkan yang akan sampai kepada tingkat wujud diri manusia tak kala dia (manusia) karena kebesaran Allah.

Seperti halnya ketika Allah SWT berfirman, “Sabarlah engkau Muhammad. Seorang Nabi, dalam hal ini Nabi Muhammad SAW saja diperintahkan untuk bersabar.”

Lantas, lanjutnya Allah berfirman. “Beserta dengan orang-orang yang selalu memohon kepada Tuhannya di waktu pagi dan petang. Maka hai Muhammad, jangan kamu larikan pandanganmu dari orang-orang yang mensucikan aku di waktu pagi hingga petang.”

“Yang mereka sibuk dari pagi dan petang itu sibuk dengan dunia dan harta. Hai Muhammad, jangan taati orang-orang yang hatinya banyak lupa pada Aku. Orang yang selalu sibuk dengan memikirkan dunia dan diri sendiri, urusannya akan sia-sia takkala dia kembali kepada Allah sadar umur itu ternyata tak menghasilkan apa-apa.”

Ajaran tauhid dan tasawuf yang sekarang terselenggara ini, lanjutnya, bertujuan agar manusia tak menyesel menjadi makhluk Allah, sekalipun dia meninggal maka dia (manusia) berkata. “Siap ya Allah, waktu yang engkau berikan kami pergunakan untuk ibadah, dan kami ingin amal ibadah kami diterima disisi Allah.”

Hadir pula dalam acara tersebut, Abuya Syekh Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Abuya Syekh Amran Waly Al Khalidi dan Syekh Thariqat Syatariyah Malaysia Tokku Ibrahim Mohammad. Pimpinan Kerukunan Ulama Nusantara, Syekh Rahimuddin Nawawi Al Bantany dan Pimpinan Keluarga Besar Walisongo Muhammad Diauddin Kuswandi.

Dia pun berpesan, agar masyarakat dan santrinya menjadi santri yang tak hanya fokus pada urusan dunia. Sebab, menurutnya urusan dunia tak setimpal jika harus dibayar dengan amal ibadah. “Belajar agama bukan untuk dunia. Dunia jika dibeli oleh amal ibadah terlalu kecil.”

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu