Jakarta, Aktual.com – Dalam waktu yang relatif singkat, peta politik pada Pemilihan Kepala Daerah Nusa Tenggara Timur (Pilkada NTT) telah berubah. Hal ini dikarenakan salah satu kandidat Gubernur Marianus Sae (MS), diduga terlibat dalam skandal korupsi.

Sebelumnya, MS merupakan kandidat yang diusung oleh PDIP dan PKB. Namun kali ini, dukungan dari PDIP dikabarkan terpecah dan berbalik mendukung kandidat Gubernur lainnya, Benny K Harman.

“Perubahan peta dukungan di Pilgub NTT akibat ancaman hukuman 20 tahun penjara yang dihadapi Marianus Sae setelah menjadi tersangka Operasi Tangkap Tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (OTT KPK),” ujar Juru Bicara Masyarakat Flores Bersatu (MFB) Yulius Sebastian, dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (6/4).

Bahkan, menurut Yulius, sejumlah kader PDIP di Timor dan Flores sudah menyatakan dukungan untuk Benny K. Harman.

“Sebenarnya, sebelumnya konflik sudah terjadi di PDIP ketika kader PDIP justru tidak dicalonkan oleh partainya sendiri sebagai cagub, dan malah memilih Marianus Sae. Sampai akhirnya, di pertengahan jalan Marianus tertangkap OTT KPK,” ucap Yulius.

Saat ini, Yulius mengungkapkan, selain ke BKH, kader PDIP ada juga yang memberikan dukungan ke Victor Joss, seperti yang dilakukan Ray Fernandes, Bupati Timor Tengah Utara (TTU). Bahkan, sekretaris pemenangan Viktor justru dikomandani Honing Sani, mantan anggota DPR RI dari Fraksi PDIP.

“Namun, kader PDIP lebih banyak yang menyeberang memberikan dukungan ke Benny K. Harman daripada ke Victor. Dan saat ini, foto Frans Lebu Raya (FLB) bersama Benny K. Harman banyak beredar di Lamaholot. Ini seperti sinyal dan pesan kuat FLB memberi dukungan kepada Benny K. Harman,” ungkap Yulius.

Sebelumnya, tokoh PDIP Belu Herman Yosep Loe Mau menyatakan diri siap turun tangan memenangkan Paket Calon Gubernur Benny K. Harman dan Benny A. Litelnoni (Harmoni) menjadi pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT.

Pernyataan itu disampaikan Herman Yosep saat menerima kedatangan Cagub Benny K. Harman di Kelurahan Tulamalae, Kabupaten Belu, Jumat (9/3) lalu.

“Kampanye berikutnya saya ikut Pak Benny,” ujar mantan anggota DPRD Kabupaten Belu 1999-2004 itu.

Bahkan, Herman Yosep secara gamblang mendukung 100% paket Harmoni untuk mengunjungi kampung halamannya di Lamaknen, Kabupaten Belu.

“Dengan duet Benny K. Harman seorang politisi dan Benny A. Litelnoni seorang birokrat menjadi sinergi yang dapat membangun NTT,” jelas Herman.

Sementara, politisi gaek PDIP Sikka EP da Gomez telah menitipkan harapan kepada Benny K. Harman untuk memperjuangkan penegrian Universitas Nusa Nipa (Unipa) Maumere, kelak ia terpilih menjadi Gubernur NTT.

“Saya harap Pak Benny bisa memperjuangkan Unipa menjadi perguruan tinggi negeri. Sudah sangat lama, masyarakat di Sikka dan Pulau Flores mendambakan ada perguruan tinggi negeri di Flores,” ujar Moat EP, sapaan EP da Gomez kepada BKH di Maumere, 12 Januari 2018 lalu.

Artikel ini ditulis oleh: