PT PLN dikabarkan akan melakukan penyeragaman tarif dasar listrik (TDL) untuk kalangan penerima non subsidi. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) meminta jajaran PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Dirjen Kelistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serius dalam mendorong angka elektrifikasi nasional.

Dalam kunjungan kerja (kunker) ke DIY berdasarkan data Kementrian ESDM per juni rasio elektrifikasi Provinsi tersebut mencapai 89,63 persen, namun dalam kenyataannya masih banyak daerah yang belum terjangkau aliran listrik.

“Peningkatan angka elektrifikasi nasional menjadi salah satu target penting yang harus dicapai oleh PT. PLN (persero), apa yang terjadi di Provinsi DIY menjadi gambaran penting bagi segenap pemangku kepentingan bahwa keterjangkauan dan akses menjadi prioritas penting dalam pemenuhan kebutuhan listrik bagi masyarakat,” kata Anggota DPR RI Komisi VII Rofi Munawar secara tertulis, Kamis (14/12).

Rofi memberikan penjelasan, berdasarkan peta potensi energi yang dimiliki oleh DIY, sesungguhnya kekuatan terbesar ada di Energi Baru Terbarukan (EBT). Bagaimana masyarakat yang berlokasi didaerah terpencil dan merupakan masyarakat yang tidak mampu, mendapatkan akses energi listrik dengan memanfaatkan EBT untuk tujuan pembangunan ekonomi dan sosial secara keseluruhan. Terlebih, selama ini DIY berada dalam sistem Interkoneksi Jawa Madura Bali (Jamali) dan belum memiliki sistem pembangkit berskala besar.

“Pemda perlu berencana menambah atau mengeksplorasi kawasan baru di Jogja yang bisa dimanfaatkan untuk membangun fasilitas pembangkit listrik tenaga hybrid, angin dan sejenisnya” ungkap dia.

Dia menegaskan; secara umum masih terdapatnya disparitas akses energi yang ada di Yogyakarta. Hal ini bisa terlihat dari lebih majunya wilayah yang mendapat akses ke energi dibanding yang kurang memiliki akses. Juga, lebih majunya kabupaten/ Kecamatan/Desa yang mendapat akses ke energi dibanding yang kurang memiliki akses.

(Reporter: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka