Pasangan bakal calon Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (tengah) dan bakal calon Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana (kanan) didampingi Sekretaris DPC PDIP Surabaya Syaifuddin Zuhri (kiri) menyerahkan berkas pendaftaran kepada KPU Surabaya di Kantor KPU Surabaya, Jawa Timur, Minggu (26/7). Bakal calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya yang merupakan petahana usungan PDIP tersebut secara resmi maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Surabaya pada Desember 2015 mendatang. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/asf/kye/15.

Surabaya, Aktual.com – DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak segan-segan memberikan resep serta menunjukkan kunci untuk bisa mengalahkan pasangan Risma-Whisnu dalam perebutan kursi orang nomor satu di jajaran Pemkot Surabaya tersebut.

“Bila ingin mengalahkan Risma, kuncinya mudah. Sekarang masih ada waktu. Kalau Pak Rasiyo dan Mas Abror bisa mengelola media dengan baik maka akan berhasil. Itu kuncinya, media harus dikuasai. Kalau masalah media, saya yakin mas Abror pasti sudah lebih tahu dan lebih piawai. Ini kompetisi yang menarik,” tutur ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP Bambang D.H., Senin (17/8).

Ia menegaskan bukan tidak mungkin Rasiyo-Abror bisa mengalahkan Risma. Mantan wali kota Surabaya ini memberikan contoh kasus seperti yang sudah terjadi di DKI Jakarta. Bagaimana bisa petahana kuat Fauzi Bowo (Foke) bisa dikalahkan oleh Jokowi pada saat Pilgub DKI Jakarta waktu itu.

“Buktinya ketika itu Foke cukup populer dan survei untuk Foke juga cukup tinggi elektabilitasnya. Namun dapat dikalahkan oleh Jokowi. Padahal saat itu Jokowi baru saja datang ke Jakarta dan waktunya saat itu singkat. Tapi buktinya Jokowi mampu mengalahkan petahana,” katanya.

Ditanya faktor apa yang bisa membuat pasangan Rasiyo-Abror yang mendaftar pada saat injuri time di KPU Surabaya tersebut bisa mengalahkan Risma-Whisnu? Bambang DH memaparkan bahwa sosok Rasiyo yang bisa membuat warga Surabaya saat ini bimbang menentukan pilihannya.

Warga Surabaya yang biasanya sudah paham dengan sosok Risma, kini dihadapkan kepada sosok mantan Sekdaprov Jatim tersebut.

“Saya kenal lama dengan Pak Rasiyo, beliau kakak kelas saya semasa kuliah dan juga guru. Selama saya kenal hingga sekarang, tidak pernah saya tahu beliau marah-marah atau berkata keras. Pemimpin yang baik, adalah pemimpin yang bisa menunjukkan dirinya sebagai panutan. Tidak meledak-ledak dan tidak meminta timbal balik, seperti penghargaan atau sejenisnya. Ciri-ciri pemimpin yang baik ya seperti itu,” kata Bambang.

Artikel ini ditulis oleh: