Jakarta, Aktual.co — Sebuah kisah datang dari Uqail bin Abu Thalib Radhiyallahu ‘anhu pada pernikahannya. Di tengah kebahagiaannya, ia merasakan kegundahan saat mendengar tamu mendoakannya dengan mengucapkan

بِالرَّفَاءِ وَ الْبَنِيْن

“semoga bahagia dan banyak anak”

Tak mau berlarut-larut dalam kegundahan dan demi meluruskan kekeliruan, Uqail pun mengatakan kepada tamu tersebut: “Janganlah kamu mendoakan demikian karena Rasulullah SAW telah melarangnya.”

“Lalu, aku harus mendoakan bagaimana?”

“Ucapkanlah doa yang diajarkan Rasulullah:

بَارَكَ اللَّهُ لَكَ وَ بَارَكَ عَلَيْكَ وَ جَمَعَ بَيْنَكُمَا فِيْ خَيْرٍ
‘Semoga Allah menganugerahkan barakah kepadamu, semoga Allah juga menganugerahkan barakah atasmu, dan semoga Dia menghimpun kalian berdua dalam kebaikan”

Mengapa Rasulullah SAW melarang seseorang mendoakan pengantin dengan ucapan “Semoga bahagia dan banyak anak”? Wallahu a’lam bish shawab. Hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mengetahui hakikat sejati di balik larangan ini. Namun, kita bisa memetik hikmah sebagaimana dijelaskan oleh Ustadz Muhammad Fauzil Adhim dalam buku ‘Kado Pernikahan untuk Istriku’ yang ditulis Ustadz Salim A. Fillah dalam buku ‘Bahagianya Merayakan Cinta’.

Anda bisa simak penjelasannya di bawah ini.

Hukumnya makruh
Para Ulama menerangkan bahwa hukum mendoakan pengantin dengan ucapan “Semoga bahagia dan banyak anak” ini adalah makruh. Larangan tersebut tidak serta merta haram karena dalam hadits yang lain Rasulullah SAW membanggakan banyaknya jumlah umatnya dibanding umat nabi-nabi sebelumnya. Jadi dalam Islam, banyak anak itu bagus. Bahagia dalam pernikahan juga bukan sebuah hal yang dilarang. Namun, mendoakan pengantin dengan ucapan “Semoga bahagia dan banyak anak” bukanlah doa yang tepat.

Barakah adalah doa yang lebih baik
Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya untuk mendoakan dengan ucapan.
 
بَارَكَ اللَّهُ لَكَ وَ بَارَكَ عَلَيْكَ وَ جَمَعَ بَيْنَكُمَا فِيْ خَيْرٍ     

“Semoga Allah menganugerahkan barakah kepadamu, semoga Allah SWT juga menganugerahkan barakah atasmu. Dan, semoga Dia menghimpun kalian berdua dalam kebaikan”

Hari-hari setelah pernikahan tidak selalu merupakan kebahagiaan. Orang-orang yang menikah juga belum tentu dikaruniai banyak anak, maka membayangkan setelah menikah akan selalu bahagia dan memiliki banyak anak adalah hal yang tak sepenuhnya benar, tak sepenuhnya bisa menjadi kenyataan bagi setiap orang.

Sebagaimana jalannya kehidupan lainnya, kehidupan rumah tangga juga diwarnai oleh dua hal: kadang kita menemukan hal-hal yang kita sukai, kadang kita menemukan hal yang tidak kita sukai. Kadang kita mengalami hal-hal yang kita inginkan. Terkadang kita mengalami hal-hal yang tidak kita inginkan. Kadang kita menjumpai perkara dan peristiwa yang membuat hati kita senang, kadang kita menjumpai perkara dan peristiwa yang membuat hati kita tidak senang. Pada kedua sisi itulah kita mengharapkan

Barakah juga saling mendoakan pasangan suami istri selalu mendapatkan barakah. Inilah yang kita tangkap dari doa ini. Dan inilah yang jauh lebih baik daripada “Bahagia dan banyak anak.”

Rasulullah SAW mengajarkan dalam doanya terdapat dua kata yaitu laka dan ada ‘alaika. Meskipun memiliki arti yang sama yaitu keberkahan yang diminta, tetapi dengan adanya perbedaan ini makanya menjadi Barakah, terhadap hal-hal yang disenangi dan sekaligus barakah pada hal-hal yang tidak disenangi.

Dengan mendoakan barakah, berarti kita medoakan mereka dalam satu ikatan. Seperti saat menyuruh seseorang untuk shalat dengan khusyu’, sesungguhnya untuk dapat mencapai perintah itu harus thaharah dulu, berwudhu dulu, memenuhi syarat dan rukun shalat. Demikian pula dengan barakah.
(Sumber: Keluarga Cinta)

Artikel ini ditulis oleh: