Jakarta, Aktual.com – Presiden Joko Widodo tidak menyatakan mendukung Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat mengundang mantan relawannya ke Istana Negara, Jakarta, Jumat (24/6).

Bantahan disampaikan Ketua Umum Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi, M Yamin, menanggapi klaim Ketua Jokowi-Ahok Media Sosial Volunteer (Jasmev) Kartika Jumadi. Pasalnya Kartika mengklaim Jokowi memberi instruksi kepada para mantan relawan untuk dukung Ahok di Pilkada DKI 2017 nanti.

Ditegaskan Yamin, Presiden Jokowi, baik secara terang-terangan atau tersirat, dalam pertemuan yang dihadirinya tidak menyinggung urusan dukung-mendukung Ahok di Pilkada DKI nanti.

“Presiden bicara panjang lebar tentang angkutan Lebaran 2016. Relawan di semua daerah diminta memantau dan memberi masukan melalui nomor khusus,” ungkap Yamin di Jakarta, Sabtu (26/6).

Selain itu, Jokowi juga bicarakan penegakan hukum agar ke depan investor tidak takut menanamkan investasi di Indonesia.

Menurut Yamin, baik terang-terangan atau tidak, sebagai seorang presiden tidak mungkin Jokowi menyebut dukungan. “Beliau kan Presiden, negarawan, jadi bukan saatnya lagi dukung-mendukung. Tugas kita semua menjaga presiden sebagai negarawan,” ujar dia.

Dituturkan dia, dalam pertemuan dengan presiden hari Jumat dihadiri enam relawan. Selain Yamin, juga ada Sihol Manullang (Barisan Relawan Jokowi Presiden), Reinhart Parapat (Kebangkitan Indonesia Baru), Immanuel Ebenezer (Jokowi Mania) serta Obby dan Junaidi dari Relawan Penggerak Jakarta Baru.

Sedangkan Kartika, kata Yamin, bisa saja bertemu presiden di hari yang sama. Namun dipastikannya kalau Kartika tidak berbarengan dengan mereka berenam bertemu Jokowi.

“Kami heran juga seakan-akan dalam pertemuan dengan enam relawan, Jokowi menyebut dukungan kepada Ahok,” ucap Yamin. (Soemitro)

Artikel ini ditulis oleh: