Ratusan warga pegunungan Kendeng yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) melakukan unjuk rasa di depan Mahkamah Agung (MA), Jakarta, Senin (14/11/2016). Dalam askinya ratusan warga pegunungan kendeng untuk mengawal proses kasasi atas Surat Keputusan Bupati Pati terkait izin lingkungan pendirian pabrik semen PT Sahabat Mulya Sejati (SMS).

Jakarta, Aktual.com – Ratusan aktivis dari berbagai elemen masyarakat melakukan unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta, Kamis (23/3). Unjuk rasa ini merupakan bentuk solidaritas terhadap petani Kendeng yang sebelumnya melakukan aksi #DipasungSemen2 di tempat yang sama.

Mereka merupakan gabungan aktivis lingkungan dari Greenpeace Indonesia, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) serta sejumlah mahasiswa dari Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI) serta BEM dari Universitas Indonesia, Universitas Pancasila dan Universitas Negeri Jakarta.

“Sebagai pemuda, kami merasa menanggung beban moral terhadap rakyat Indonesia. Karena apa yang dilakukan rezim pemerintah saat ini tidak memihak pada rakyat. Maka dari itu ketika masyarakat dizalimi, kami memutuskan untuk bergerak,” ujar salah satu peserta aksi dari FPPI, Andika Baihaki di tengah aksi.

Selain para aktivis, aksi ini juga dihadiri oleh puluhan warga dari Forum Warga Sukabumi Melawan yang memrotes pengoperasian pabrik semen PT Semen Jawa (Siam Cement Group) di Gunung Guruh, Sirnaresmi, Sukabumi, Jawa Barat.

Amir (52), salah seorang warga Desa Sirnaresmi yang hadir di tengah aksi mengaku kondisi lingkungan tempat tinggalnya saat ini sudah semakin memprihatinkan.

“Berdebu, air enggak ada, pada habis. Saya harap ada tanggapan dari pemerintah terhadap tuntutan kami,” kata Amir.

Sementara itu, setidaknya sebanyak sembilan orang aktivis masih melanjutkan aksi pasung kaki dalam unjuk rasa hari ini.

Aksi pasung kaki dengan menggunakan semen ini merupakan lanjutan dari aksi yang sebelumnya dilakukan oleh para petani Kendeng selama kurang lebih delapan hari. Namun, setelah salah satu aktivis tersebut, Patmi meninggal dunia dini hari kemarin, para petani itu memutuskan untuk kembali ke Jawa Tengah dan aksi pun dilanjutkan oleh para aktivis di Jakarta.

Aksi serupa untuk mendukung perjuangan petani Kendeng kabarnya juga berlangsung di beberapa kota lain di Indonesia. Seperti di Yogyakarta, dan Semarang, Jawa Tengah.

(Teuku Wildan)

Artikel ini ditulis oleh: