‘Diharapkan Mampu Mempercepat Pemulihan Ekonomi, BUMN justru Jadi Beban Negara’

Jakarta, Aktual.com – Ekonom Senior, Rizal Ramli mengatakan aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tahun 2017 kenaikannya hanya mencapai 7212 triliun. Sementara, jika dibandingkan dengan saat dirinya menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian era presiden Abdurahman Wahid (Gusdur) kenaikan mencapai hingga 1000 triliun.

“Kenaikan itu gara-gara Rizal Ramli. 200 triliun waktu kami menyelamatkan PLN yang nyaris bangkrut tahun 2000. Kami lakukan revaluasi aset sehingga aset PLN naik menjadi 209 triliun,” katanya dalam diskusi Aktual Forum bertajuk “Nasib Perusahaan Pelat Merah di Bawah Kebijakan Rini Soemarno” di Jakarta, Minggu (13/5).

“800 triliun lagi waktu saya (menjadi) Menko Maritim (padahal ekonomi) bukan bidang saya, ekonomi kan bukan bidang kita, kita kan Menko Maritim tapi kami sarankan di Kabinet supaya pemerintah melakukan revaluasi akhir aset, yang setuju hanya presiden Jokowi sama Rizal Ramli, Rini Suwandi (Menteri BUMN) tidak setuju Menteri Keuangan tidak setuju. Hasilnya apa ?, BUMN asetnya naik 800 triliun, penerimaan pajaknya 32 triliun, 4 persennya hanya 16 BUMN yang ikut.” sambungnya.

Rizal juga mengungkapkan adanya kenaikkan 1000 triliun saat dirinya menjabat sebagai Menko Maritim.

“Dari aset BUMN 7200 triliun, itu 1000 triliun langkah Rizal Ramli. Padahal saya ngga berkuasa, bidang ekonomi kan bukan bidang kita,” ungkapnya.

Harusnya, BUMN menjadi akselarator untuk mempercepat pertumbuhan ekonom, aktor penting dalam ekonomi bukan justru sebaliknya, menjadi beban negara.

“Idealnya ini akselarator, percepata ekonomi pemulihan ekonomi, aktor penting dalam ekonomi, malah jadi beban,” tukasnya.

Berikut cuplikannya:

Laporan: Warnoto