Berdasarkan data yang diterbitkan BI pagi ini, kurs rupiah berada di angka Rp13.329 per dolar AS, terdepresiasi tipis 0,2% atau 3 poin dari posisi 13.326 kemarin. Pada saat yang sama, nilai tukar rupiah terpantau menguat 0,03% atau 4 poin ke Rp13.327 per dolar AS di pasar spot, setelah dibuka dengan penguatan hanya 0,01% atau 1 poin di Rp13.330.‎ AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) pada hari ini diprediksi akan diwarnai oleh pelemahan USD. Jika, rupiah bisa memanfaatkannya, maka bisa melanjutkan penguatannya.

Mengutip Bloomberg hari ini, rupiah dibuka di 13.493 atau menguat 30 poin dari penutupan kemarin di posisi 13.523. Namun begitu ternyata laju rupiah kembali melemah. Hingga 08.50 melemah sampai 13.509.

Reza Priyambada analis pasar uang Binaartha Sekuritas menegaskan, masih melemahnya laju USD sesuai dengan perkiraan memberikan kesempatan pada Rupiah untuk kembali berbalik menguat.

“Minimnya petunjuk baru dari pejabat The Fed membuat mata uang USD yang diperdagangkan cenderung bergerak netral. Pelaku pasar memanfaatkan kondisi ini untuk mengurangi bobot pada USD dan menambah bobot di mata uang lainnya,” kata Reza di Jakarta, Kamis (23/11).

Terutama, kata dia, pada mata uang EUR yang masih bergerak positif dengan memfaktorkan pertumbuhan ekonomi yang solid dari Zona Eropa dibandingkan masalah internal politik di Jerman.

Sementara itu, dari dalam negeri rupiah, diklaimnya mendapat imbas positif dari penuturan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati terkait faktor yang menjadi pembeda dalam mesin pertumbuhan ekonomi triwulan III-2017 yaitu investasi dan ekspor.

Memang, pada triwulan III-2017, investasi mampu tumbuh sebesar 7,1%. Sedangkan ekspor mampu tumbuh 17,3%. Bagi pemerintah, dua fenomena ini cukup positif dan sangat signifikan dibanding track record kuartal sebelumnya dibanding tiga tahun terakhir yang sebelumnya negatif.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka