Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) kemungkinan masih tak akan berbeda dari sebelumnya, yakni masih berada di zona merah. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) pada perdagangan hari ini diperkirakan masih akan melanjutkan pelemahannya. Meski dibuka menguat jelang pertemuan suku bunga bank sentral AS, The Fed, namun potensi pelemehan rupaih masih tetap lebar.

Mengutip Bloomberg hari ini Kamis (14/12), laju rupiah dibuka di posisi Rp13.561/USD atau menguat 29 poin atau 0,18 persen dari penutupan kemarin di level Rp13.590/USD.

Menurut analis pasar uang Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, jelang pertemuan The Fed, potensi pelaku pasar yang cenderung meningkatkan permintaannya atas mata uang USD masih lebar, meski di sesi pembukaan pagi masih menguat.

Hal ini, kata dia, pelaku sendiri masih optimis bahwa akan terjadi kenaikan tingkat suku bunga The Fed pada pertemuan kali ini.

“Apalagi kemudian, saya lihat beberapa sentimen dari dalam negeri tampaknya kurang kuat mengangkat laju rupiah yang lebih banyak mendapat tekanan dari laju USD tersebut,” kata dia di Jakarta, Kamis (14/12).

Makanya, kata dia, kendati dibuka menguat karena adanya aksi profit taking (ambil untung) terhadap USD, namun dari sisi tren terlihat masih adanya peluang Rupiah kembali melemah.

“Akan tetapi, dari realita yang ada dimana laju USD cenderung tertekan setelah pertemuan FOMC tersebut, karena langkah The Fed itu dianggap tidak banyak memberikan sinyal terhadap kebijakan baru di tahun depan, maka itu menjadi potensi USD melemah,” jelas dia.

Untuk itu, diharapkan sentimen tersebut dapat memberikan kesempatan pada Rupiah untuk dapat bergerak positif.

Dirinya mempriyeksikan dengan ko disi tersebut, maka laju support rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.600, sementara untuk laju resisten rupiah bisa di rentang Rp13.559.

Busthomi

Artikel ini ditulis oleh: