Solo, Aktual.com – Kelompok seniman delegasi dari enam negara, ikut memeriahkan ajang pergelaran seni budaya berskala international dengan materi seni pertunjukan “Solo International Performing Arts” (SIPA) ketujuh 2015 di Benteng Vantenburg Solo, pada 10-12 September 2015.

Ketua Panitia SIPA 2015, Irawati Kusumorasri, mengatakan bahwa delegasi enam negara yang akan ikut memeriahkan SIPA tahun ini, yakni Thailand, Jerman, Perancis, Singapura, Korea Selatan, dan Indonesia.

Irawati Kusumorasri mengatakan delagasi dalam negeri yang akan ditampilkan SIPA tahun ini, dari Bandung, Banten, Padang, Semarang, Banyumas, Kudus, dan Solo.

Menurut Irawati Kusumorasri, SIPA ketujuh tahun ini dengan mengambil tema “live in the contemporary world” atau dua kehidupan kontemporer. Artinya, pihaknya ingin menyuguhkan seni budaya kontemporer yang ada untuk digarap dengan disesuaikan yang ngetren masa kini.

Menurut dia, Solo sebuah kota budaya yang membawa spirit seni pertunjukan untuk kemegahan budaya Nusantara Indonenesia yang akan menggema ke seantero Dunia melalui pertunjukan live in the contemporary world.

Menurut dia, sebuah tema tersebut yang akan melahirkan spirit kebudayaan sebagai sarana untuk membangun kehidupan seni pertunjukan dan mengingat pentingnya dunia kontemporer dalam kehidupan manusia.

“SIPA tahun ini, akan mencoba menggali kekuatan dunia kontemporer melalui beragam seni pertunjukan yang sudah menjadi tradisi selama ini. Seni tari, musik, teater dan lainnya, akan hadir untuk mengungkap tentang kekuatan dunia kontemporer,” katanya.

Wajah tentang bersatunya semangat kekinian zaman yang berskala internasional, akan memunculkan kekuatan untuk membumikan Kota Solo dan Indonesia ke berbagai penjuru dunia melalui SIPA 2015.

Irawati Kusumorasri mengatakan maskot SIPA tahun ini, dengan tema live in the contemporary world, muncul ikon Fajar Satriadi, seorang seniman Surakarta. Fajar terpilih menjaid maskot SIPA karena dia memiliki banyak pengalaman dibidang seni pertunjukan.

Fajar lulusan Institut Seni Indonesia Surakarta program studi S2 mulai karirnya bidang seni tari sejak 1990. Dalam SIPA 2015, Fajar akan menampilkan pembuka berkolaborasi dengan Sanggar Semarak Candra Kirana membawakan sebuah tari berjudul SIPA Mandala.

Irawati Kusumorasri mengatakan SIPA tahun ini yang digelar di Benteng Vastenburg merupakan sebuah bangunan bersejarah peninggalan Belanda yang terletak di kawasan Gladak Solo. Lokasi pertunjukan memiliki nilai heritage yang tinggi seiring dengan sejarah perkembangan Kota Solo saat ini.

Benteng Vastemburg yang dibangun sekitar 1774 atas perintah Gubernur Jenderal Baron Van Imhoo itu, proses pembangunan selsai 1779. Bangunan ini, ada keunikan tersendiri karena memiliki penonjolan ruang di ujung-ujung tembok.

“Bangunan bersejarah ini, akan disulap menjadi lokasi pertunjukan spektakuler. Konsep artistik minimalis agar terciptakan kesan menyatu dengan bangungan benteng itu,” katanya.

Menurut dia, penyelengaraan SIPA tersebut sebagai ruang pertemuan beragam seni pertunjukan dari berbagai latar belakang budaya dari belahan dunia tersebut akan menyedot ribuan penonton sebagai performa.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, Eny Tyasni Susana, pihaknya berharap dengan pagelaran SIPA ketujuh 2015 ini, selain untuk melestarikan seni budaya lokal, juga menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung di Kota Solo.

“SIPA selain melestarikan seni budaya, juga mendukung di sektor pariwisata,” kata Eny Tyasni Susana.

Artikel ini ditulis oleh: