Jakarta, Aktual.com – Ekonom dari SKHA Institute for Global Competitiveness (SIGC), Eric Sugandi memprediksi, laju defisit anggaran pada APBN 2017 bisa mencapai 2,5 persen lebih tinggi dari target pemerintah sebesar 2,41 persen.

Pasalnya, tantangan untuk APBN tahun ini tetap tak akan mudah. Apalagi pemerintah tak bisa lagi mengandalkan program tax amnesty (pengampunan pajak) seperti 2016. Sehingga dengan penerimaan yang tak optimal bakal berdampak ke ruang defisit yang semakin lebar.

“Defisit APBN 2016 diperkirakan 2,46% dan tahun ini akan lebih tinggi di kisaran 2,5%. Sehingga bagi APBN, challenge-nya lebih besar, meski masih ada tax amnesty, tapi dana tebusan yang diharapkan pemerintah tak sebesar tahun lalu,” papar dia di acara Economic and Infrastructure Outlook 2017, di Jakarta, Selasa (17/1).

Untuk itu, kata dia, pemerintah harus kreatif dengan mengintensifkan perpajakan, sehingga penerimaan negara bisa digenjot. Cuma memang, langkah itu termasuk berat.

“Makanya APBN tahun ini agak konservatif, sehingga akan menjaga keseimbangan primer. Itu yang perlu diwaspadai. kendati pemerintah sendiri masih akan melakukan ekspansif fiskal,” cetus Eric.

Pemerintah sendiri memang dalam APBN 2017, menargetkan keseimbangan primer akan ditekan. Dari saat ini sebesar minus Rp124,9 triliun menjadi minus Rp109,0 triliun. Dengan target defisit 2,41 persen. Atau membutuhkan pembiayaan anggaran sebesar Rp330,2 triliun.

“Tapi tahun ini, penerimaan negara tak bisa sesuai ekspektasi dibanding tahun lalu. Sehingga faktor yang akan menentukan terjadi di semester pertama itu seperti apa? Memang kelihatan improvement-nya ada, tapi enggak terlalu tajam,” papar Eric.

Secara umum, kata dia, kendati pertumbuhan ekonomi di 2017 menurut prediksi banyak lembaga seperti Bank Dunia akan lebih baik, namun dirinya cukup mengkhawatirkan faktor global, terutama kepemimpinan AS oleh Donald Trump.

“Proyeksi mereka itu belum menghitung dampak kebijakan proteksionisme dari Trump. Sebab ekonomi AS akan tumbuh 2,2% dari dari yang hanya 1,6% di 2016. Sehingga mereka akan menaikkan suku bunga (the Fed fund rate). Itu yang perlu diantispasi,” pungkas dia.

(Laporan: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka