Senior Economist Danareksa Research Institute, Damhuri Nasution serta Direktur Investasi DIM, Marsangap P Tamba sesaat sebelum pemaparan Market Outlook bertajuk " A Year of Recovery-Indonesia Investmrnt Prospect 2016" di Jakarta, 12 Januari 2016. DIM,pelopor Reksa Dana dan salah satu perusahaan manajer investasi terbesar di Indonesia mengundang investor untuk mengupas mengenai kondisi makro ekonomi dan propspek investasi di pasar modal pada tahun 2016. Aktual.com/Eko S Hilman

Jakarta, Aktual.com – Pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang menjadi penopang perekonomian ternyata sejak pemerintahan Joko Widodo terus merosot. Berbeda dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dimana pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih tinggi.

“Di era 2011-2014 (era SBY) konsumsi rumah tangga secara rata-rata maish tumbuh di angka 5,28 persen. Tapi saat ini (era Jokowi) malah di bawah 5 persen pertumbuhannya,” ungkap Kepala Ekonomi Danareksa Research Institute, Damhuri Nasution di Jakarta, Kamis (5/10).

Dari data yang dia kumpulkan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tertinggi ada di era SBY, tahun 2012 mencapai 5,49 persen, di 2013 sebesar 5,43 persen, dan di 2014 sebesar 5,15 persen.

“Tapi kemudian menurun terus. Terbukti di 2015 turun lagi ke level 4,96 persen, di 2016 naik tipis 5,01 persen dan di tahun ini hingga semester I-2017 cuma 4,94 persen. Itu trennya menurun ya,” kata dia.

Pelemahan konsumsi rumah tangga itu, kata dia, gara-gara adanya pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang sangat besar di akhir tahun 2014.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid