Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara

Jakarta, Aktual.com – Rendahnya peran pemerintah dalam menggenjot belanja pemerintah melalui dana-dana APBN dianggap sejumlah pihak mengakibatkan daya beli masyarakat melorot. Sehingga hal itu mengakibatkan pertumbuhan ekonomi menjadi lambat.

Untuk itu, Bank Indonesia (BI) berharap agar pemerintah segera membelanjakan dana-dana APBN-nya, terutama di kuartal I-2017 ini.

“Kita sih harapannya untuk kuartal III-2017 ini dan di kuartal IV-2017 juga sesuai siklus pengeluaran perusahaan dan terutama pengeluaran APBN itu harus diperbesar. Sehingga, selalu lebih besar dari semester I dari semester II kemarin,” imbuh Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, di Jakarta, ditulis Sabtu (22/7).

Ditambah lagi dengan adanya peningkatan peringkat layak investasi (investmen t grade) itu telah membuat laju investasi yang meninggi. Hal ini terlihat dari sisi biaya dana terbukti pada waktu minggu lalu, pemerintah menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) dalam mata uang euro itu ternyata harga yield-nya bagus.

“Permintaannya juga over subscribe itu kelihatan dari situ perbaikan kredit rating,” jelas dia.

Pihaknya melihat, kata dia sebenarnya sektor dunia usaha harusnya tidak perlu menunggu lagi, apa lagi yang mau dtunggu.

“Mulai saja investasi kalau sudah punya rencana-renacana investasi di awal tahun apalagi yang mau ditunggu. Kalau bagi BI tidak perlu lagi nunggu perkembangan politik dan sebagainya, karena politik itu biasa-biasa saja,” kata Mirza.

Jadi, kata dia, mulai saja investasi kalau sudah mulai nanti perlu tambahan kredit harga komoditi sudah mulai baik, yang mau ekspansi usaha mulai saja tidak ada harus ditunggu lagi.

“Ya, kami melihatntya begitu confidence saja. Tapi kan pertumbuhan ekonomi 5,0% itu bukan ekonomi yang jelek dibanding negara tetangga tapi memang belum sesuai harapan,” ujar Mirza.

Oleh sebab itu, lantaran belum sesuai dengan harapan, BI juga berharap kepada pemerintah agar terus menggenjot pertumbuhan sendiri. Dan dari sektor perbankan sendiri saat ini dihadapkan pada kredit bermasalah yang mana mereka masih perlu melakukan restrukturisasi.

Semakin cepat bank melakukan restrukturisasi kredit membersihkan neracanya maka bank makin siap memberikan kredit baru. Tapi dari sisi permintaan sudah tumbuh tapi masih belum sesuai harapan.

Pewarta : Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs