Pekerja membereskan stok beras di Gudang Beras Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (26/1/2018). Ketua MPR Zulkifli Hasan minta pemerintah untuk membatalkan rencana impor beras. Karena pelaksanaan impor yang dilakukan bersamaan dengan panen raya akan merugikan petani. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Perum Bulog menegaskan tidak akan mengimpor beras lagi, setelah merealisasikan kuota 1,8 juta ton beras yang sudah diimpor, dari jatah 2 juta ton dari pemerintah.

“Nggak ada lagi ya 200 ribu ton baru. Ini kita hanya teken 1,8 juta ton dari yang diberikan pemerintah 2 juta ton. Jadi memang segini (yang diimpor 1,8 juta ton),” kata Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh di Jakarta, Selasa (9/10).

Lebih lanjut, ia menjelaskan saat ini impor beras tahap terakhir sebanyak 200 ribu ton dari 1,8 juta ton sudah selesai dilaksanakan. Artinya, teken beras impor telah direalisasikan semuanya.

Adapun, impor beras tersebut telah dilaksanakan sejak awal tahun hingga akhir bulan ini.

“Ini sudah selesai ya izinya juga sampai dengan Oktober saja,” ungkapnya.

Sekadar informasi, beras impor tersebut dikirim dari Thailand, Vietnam, India hingga Pakistan untuk menjaga pasokan serta harga beras dalam negeri.

Artikel ini ditulis oleh: