Ilustrasi Impor Beras (Istimewa)

Jakarta, Aktual.com – Perum Bulog sudah melakukan lelang impor beras sebanyak 500 ribu ton. Meski kebijakan tak populis ini ditentang banyak pihak tapi pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan tetap ngotot untuk melakukan impor beras.

Bulog yang ditugasi untuk melakukan impor pun terlihat semangat untuk melakukan impor, padahal musim panen sudah dimulai. Bahkan mereka sudah melakukan lelang untuk impor beras itu dan telah ditunjuk beberapa perusahaan yang akan melakukan impor itu.

Kabarnya, Bulog mengaku impor beras kali ini tak akan mencapai target. Bahkan yang diimpor kali ini sebanyak 261 ribu ton.

Namun berdasar data importir yang beredar di media, muncul delapan perusahaan importir yang akan melakukan impor beras. Yakni dari Vietnam, Thailand, Pakistan, dan India. Dengan total impor beras mencapai 346.000 ton.

Untuk importir dari Vietnam ada nama Vinafood I yang dapat jatah sebanyak 70.000 ton (seharga US$ 466) dan Vinafood II sebanyak 71.000 ton (US$ 464).

Kemudian importir dari Thailand ada tiga perusahaan yaitu Ponglarp sebanyak 40.000 ton (US$ 473), Capital dapat jatah 40.000 ton (US$ 471), dan Asia Golden diberi jatah impor 40.000 ton (US$ 472).

Importir dari Pakistan ada dua perusahaan yaitu Al Bukhsh sebanyak 50.000 ton (US$ 440) dan Sindh Agro sebanyak 15.000 ton (US$ 424).

Kemudian importir dari India ada satu yakni Amir Chand yang diberi jatah impor 20.000 ton (US$ 461).

Sebelumnya, Bulog menyatakan penugasan impor pemerintah beras sebanyak 500 ribu ton tidak akan memenuhi target. Bulog hanya berhasil memenuhi impor sebesar 261 ribu ton.

Menurut pihak Bulog importir dari Pakistan dan India mengundurkan diri. Direktur Pengadaan Bulog Andrianto Wahyu Adi menegaskan, semula impor telah mencapai kesepakatan sebanyak 346 ribu ton dari Vietnam, Thailand, India, dan Pakistan.

“Namun, eksportir asal India dan Pakistan tidak bisa memenuhi syarat pengiriman sebanyak 85 ribu ton. Makanya sudah laporkan (ke Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution),” ujar dia.

Jumlah impor 261 ribu ton tetap akan dikirim dari Vietnam dan Thailand. Andrianto menjelaskan eksportir kedua negara sedang melakukan pengumpulan barang sebelum diangkut ke kapal.

Dia mengklaim, importir India dan Pakistan tidak dapat memenuhi jadwal pengiriman kapal. Alasannya, jadwal pelabuhan pada Februari bakal bertepatan dengan libur hari raya Imlek.

“Mereka kesulitan karena kontainer harus transit di Singapura atau Port Klang, Malaysia. Sedangkan pelabuhan ini akan libur selama Imlek,” tegas dia.

Reporter: Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka