Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (17/7). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Juni 2017 mencapai USD10,01 miliar atau turun 27,26% dibanding Mei 2017. Jumlah tersebut juga turun sekitar 17,21% jika dibanding periode sama tahun sebelumnya. enurunan nilai impor tersebut disebabkan karena turunnya nilai impor migas dan nonmigas. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2017 tak mengalami perbaikan sama sekali dibanding tiga bulan sebelumnya. Pertumbuhan sendiri cuma sebesar 5,01 persen atau sama dengan kuartal sebelumnya.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2017 terhadap triwulan II-2016 tumbuh 5,01 persen year on year  (y-on-y),” ujar Kepala BPS, Suhariyanto kepada wartawan, di kantornya, Jakarta, Senin (7/8).

Dengan angka pertumbuhan 5,01 persen itu, maka perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2017 mencapai Rp3 366,8 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 yang mencapai Rp2 472,8 triliun.

Dilihat dari penopangnya, kata Kecuk, panggilannya, dari sisi produksi ternyata pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha. Dan pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi yang tumbuh 10,88 persen.

“Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh sebesar 8,49 persen,” jelas Kecuk.

Dia menegaskan, perekonomian kuartal II-2017 itu terhadap triwulan sebelumnya meningkat sebesar 4,00 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 8,44 persen.

Sementara dari sisi pengeluaran, kata dia, dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang meningkat signifikan sebesar 29,37 persen

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka