Jakarta, Aktual.com – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Utara Noldy Liow mengatakan terjadinya degradasi fungsi daerah aliran sungai (DAS) menyebabkan bencana banjir di Sulawesi Utara.

“Daerah kita akhir-akhir ini dikategorikan rentan bencana banjir, baik akibat besarnya intensitas air dari dataran tinggi maupun degradasi fungsi DAS dan kondisi infrastruktur aliran air,” kata Liow di Manado, Sabtu (25/3).

Di satu sisi, kata dia, bertumbuhnya populasi penduduk ikut berdampak terhadap kebutuhan sumber-sumber air, termasuk sungai, sehingga terkadang mengabaikan fungsi-fungsi konservasi.

Oleh karena itu, kata dia, untuk meminimalisasi banjir, langkah konservasi sumber daya air dengan terus melindungi, memelihara, serta menjaga kondisi dan lingkungan air tanah.

“Gerakan kebersihan di daerah aliran sungai adalah langkah positif menggugah masyarakat menjaga dan melestarikan lingkungan termasuk DAS,” katanya.

Pelestarian DAS, kata Noldy, merupakan bagian dari peringatan hari air sedunia yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa kepedulian terhadap sumber-sumber air adalah representasi nyata semangat hidup masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari lingkungan.

Sementara Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi I Djidon R. Wantania menambahkan bahwa peringatan Hari Air Internasional 2017 mengangkat tema ‘Air dan Air Limbah’.

“Masyarakat diajak makin sadar mengatur air limbah agar lebih baik. Kita harus memperhatikan keterkaitan antara pemenuhan kebutuhan air dan manajemen air limbah dalam rangka pembangunan berkelanjutan,” katanya.

Upaya nyata yang bisa dilakukan masyarakat adalah menjaga sumber-sumber air untuk memenuhi kebutuhan kehidupan masyarakat, antara lain, tidak membuang air limbah ke sungai, danau, situ, dan mata air. (Ant)

Artikel ini ditulis oleh: