Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta, Senin (10/4). Suhardi Alius melaporkan kepada Presiden perkembangan penanggulangan terorisme di Jawa Timur. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/ama/17

Padang, Aktual.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius, mengatakan penyebaran radikalisme marak dilakukan melalui media sosial, sehingga masyarakat diminta agar lebih berhati-hati.

“Kita imbau masyarakat apabila menerima informasi harus memilah-milah betul karena media sosial saat ini dijadikan alat penyebar paham radikal,” jelasnya di Padang, Kamis (1/3).

Ia menilai konten-konten yang ada di media sosial memang memprovokasi masyarakat baik melalui hoaks, ketidakbenaran dan sebagainya.

Begitu pesatnya dunia digital, sehingga informasi bertebaran dengan luas, ia berharap masyarakat agar tidak gegabah dalam menyebar informasi yang mereka terima.

“Budaya ‘sharing’ tanpa saring ini harus dihilangkan, karena mulai meresahkan dan saat ini penegakan hukum juga telah dilakukan karena perbuatan ini meresahkan,” ujarnya.

Ia menyebutkan menyebarkan hoaks merupakan provokasi terhadap masyarakat dan masuk dalam kategori tindakan radikalisme. “Apalagi memprovokasi orang yang pengetahuannya setengah-setengah maka mereka menganggap provokasi itu merupakan sebuah kebenaran,” katanya.

BNPT mengapresiasi pihak kepolisian yang menangkap tersangka penyebar hoaks di media massa yang juga menyebar benih-benih radikalisme.

“Kita dukung pihak kepolisian melakukan penegakan hukum terkait persoalan tersebut,” tambahnya.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: