Jakarta, Aktual.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengajak seluruh lapisan masyarakat dan komunitas untuk mengenali ancaman bencana di wilayahnya masing-masing dan memikirkan upaya penyelamatan diri dari bencana pada Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional yang diperingati pada 26 April.

“Karena bencana dan dampaknya seringkali berawal dari hal sederhana, yaitu kecerobohan, ketidakpedulian, dan lain-lain,” kata Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Wisnu Widjaja dihubungi di Jakarta, Selasa (24/4).

Wisnu mencontohkan ketika muncul api di rumah atau lingkungan sekitar. Di tempat tersebut sudah ada alat pemadam api ringan, tetapi orang-orang di sekitar api tersebut tidak bisa menggunakannya.

Atau saat terjadi gempa, meskipun goncangannya tidak besar, masyarakat panik. Karena sangat panik, bahkan ada orang yang sampai melompat dari lantai dua rumah atau gedung.

Padahal, standar internasional dalam menghadapi gempa, adalah menjatuhkan diri (“drop”), melindungi diri (“cover”), dan berpegangan (“hold”). Standar itu sudah dipraktikkan di Jepang, bahkan dipahami hingga anak-anak kecil.

“Yang utama adalah memahami cara-cara menyelamatkan diri dan sering berlatih sehingga menjadi budaya. Di Jepang, hal itu sudah membudaya karena dilatih sejak dini,” tuturnya.

BNPB memulai peringatan Hari Kesiapsiagaan Nasional pada 2017, tepat 10 tahun sejak pengesahan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 20017 tentang Penanggulangan Bencana pada 26 April 2007.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: