Sri Mulyani (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Analis ekonomi politik Abdul Rachim Kresno menyayangkan sikap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang doyan pangkas anggaran atau austerity. Ini adalah bentuk nyata kebijakan perekonomian neo liberal.

“Selain potong anggaran, dia juga pangkas subaidi listrik pelanggan PLN untuk daya 900 VA sebesar 15 triliun. Selain itu juga dinaikkannya tarif PLN untuk pelanggan-pelangan yang lain. Ini jelas langkah IMF dan Bank Dunia yang hanya akan sengsarakan rakyat,” tandas dia kepada Aktual.com, Selasa (24/10).

Ia pun mengingatkan Sri Mulyani agar berkaca kepada negera Yunani yang juga mengambil kebijakan serupa. “Kondisi itu sudah terbukti dengan kasus gagal bayar utang di Yunani yang menyebabkan krisis di Uni Eropa. Di sana mereka memotong uang pensiunan dan austerity (penghematan belanja pemerintah), yang ada Yunani bangkrut,” kata dia.

Nah sekarang, Sri Mulyani malah menyinggung masalah uang pensiunan walaupun masih belum jelas arahnya, apakah itu penambahan atau pengurangan atau pengurangan yang ditampilkan seperti penambahan.

Langkah kebijakan ekonomi Sri Mukyani yang manut ke Bank Dunia dan IMF tak lepas dari sosoknya yang pernah mengabdikan loyalitasnya dan menimba ilmu di IMF sebagai Direktur Asia Tenggara 2002 – 2004 dan di Bank Dunia sebagai salah satu dari 3 orang Managing Director 2010 – 2016.

“Makanya, dia jelas penganut mazhab Neoliberal,” ucapnya.

Hal itu dapat dilihat dari kebijakan-kebijakannya yang utama adalah austerity (pemotongan2 anggaran pemerintah), mengurangi atau mencabut subsidi (harga BBM dijanjikan tidak naik hanya sampai akhir tahun ini, tapi tahun depan pasti naik), juga mengejar – ngejar pajak (ribuan peserta tax amnesty masih akan diperiksa lagi).

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby