Pimpinan Komisi X Dede Yusuf berbicara dalam Forum Legislasi dengan topik 'RUU Perfilman' di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/3/2016). Pemerintah dalam waktu dekat segera merampungkan pembahasan revisi Daftar Negatif Investasi (DNI). Hal tersebut untuk membuka kesempatan yang lebih besar bagi pemodal asing berinvestasi lebih di sektor usaha di dalam negeri. Salah satu sektor yang turut direvisi adalah investasi di sektor industri perfilman, mulai dari produksi, distribusi, hingga eksebisi. Foto: Aktual/Junaidi Mahbub

Jakarta, Aktual.com – Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf mengapresiasi sepak terjang Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di bawah kepemimpinan Penny Kusumastuti Lukito.

Pujian disampaikan politisi Demokrat, pasca gebrakan BPOM yang berani membongkar produksi obat palsu. Juga mengamankan 42 juta obat ilegal, baik palsu maupun yang tak mempunyai izin edar di lima gudang Kompleks Pergudangan Surya Balaraja, Banten, Jumat (2/9) lalu yang nilainya mencapai Rp 30 miliar.

“BPOM sekarang lebih ‘galak’ dari pada ‘jenderal’ nih,” ujar dia, dalam diskusi Obat Palsu, Siapa Mau? di Cikini, Jakarta, Sabtu (10/9).

Sembari dia mengingatkan agar BPOM jangan lagi malu-malu untuk lakukan razia. Dengan tidak di jadwal yang ‘resmi’. “Karena para pelaku seperti sudah tau kalau razia selalu menjelang lebaran, natal atau tahun baru,” ujar Dede.

Politisi Partai Demokrat ini menyadari bahwa anggaran dan SDM BPOM saat ini memang sangat terbatas. Dengan begitu ia mengajak pemerintah untuk berdiskusi guna membahas apakah perlu anggaran BPOM ditambah. “Saya pikir perlu adanya pembicaraan lanjutan untuk menunjang kinerja BPOM terkait anggaran,” ujar Dede. (Nailin S Saroh)

Artikel ini ditulis oleh: