Baginda nabi SAW adalah makhluk yang pertama kali mengenal Allah, sebagaimana sabda baginda “أَنَا أَعْلَمُكُمْ بِاللَّهِ ” yang artinya “ saya adalah orang yang paling mengenal Allah “(HR. Bukhari), sehingga baginda Nabilah yang telah menghubungkan antara makhluk dengan Sang Khaliq.

c. Sirri at tajalli al a’dzam (rahasia dari penampakan (pantulan) Asma dan Sifat Allah yang paling Agung), dimana semua alam semesta adalah merupakan bentuk penampakan Asma dan Sifat Allah, sehingga menunjukkan kepada Dzat yang telah menciptakannya.

Baginda Nabi SAW adalah orang paling berta’alluq (bersandar dan bergantung), bertakhalluq (berakhlakkan), dan bertahaqquq (menyatakan dan memahami hakikat) dari pada Asma dan Sifat Allah Ta’ala, sehingga beliau menjadi inti dari pada tajalli yang paling agung diantara makhluk yang lain.

d. Ahmad al bidayah wal bisyarah (Ahmad dalam konteks permulaan dan kebahagiaan), dimana baginda Nabi adalah makhluk pertama yang telah Allah ciptakan dalam bentuk cahaya (Nuur Muhammadi), sebagai pembawa kegembiraan rahmat Allah untuk seluruh makhlukNya.

Syekh Yusri menta’birkan (menyebutkan) dengan kata “Ahmad” untuk baginda Nabi SAW ketika baginda masih dalam alam ruh, sebelum dilahirkan di muka bumi ini dari pasangan sayyidah Aminah RA dan Abdullah bin Abdul Muthallib RA.

Ahmad adalah wujud yang kedua setelah wujudnya Dzat yang Ahad, sehingga huruf “mim” dari kata “Ahmad” disebut dengan mim al mukawwanat (symbol dari alam semesta), karena Ahmad (Nur Muhammadi) adalah makhluk yang pertama kali diciptakan.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid