ilustrasi

Gorontalo, Aktual.com – Penikmat kuliner pasti pernah menikmati sambal terasi dari berbagai daerah, dengan tingkat kepedasan dan aroma terasi berselera.

Salah satu sambal terasi yang mulai banyak penikmatnya adalah sajian sambal terasi tempe touge yang diracik ibu Hanifa Lihawa, salah satu pelaku usaha warung makan di Desa Milango, Kecamatan Tomilito, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Senin.

Ia mengatakan, sering meracik sambal terasi bahkan paling banyak dicari pembeli, apalagi harganya tergolong murah hanya dijual Rp8.000 per porsi untuk sajian nasi ayam goreng sambal terasi.

Sedangkan sajian sambal terasi tempe touge belum lama ia ciptakan hasil kreasinya sendiri dan harganya pun murah hanya Rp7.000 per porsi atau ukuran piring sedang, bisa disajikan untuk 2-3 orang.

Ibu Hanifa (57) mengatakan, resepnya cukup mudah, bahan-bahannya pun murah meriah.

Hanya dengan menyiapkan 1 balok terasi ukuran kecil, terasi udang merk tertentu yang dijual Rp500 per buah, tempe Rp5.000 per 3 bungkus ukuran kecil atau 1 bungkus ukuran besar dengan harga yang sama, touge takaran Rp2.000, bawang merah 9 siung, cabai rawit 65 butir dan tomat masak 3 buah.

Cara membuatnya, yaitu tempe digoreng renyah, touge yang sudah dibersihkan disiram air mendidih selama 30 detik lalu tiriskan, terasi dibakar hingga aromanya keluar.

Cabai rawit dan bawang merah diulek bersama terasi yang sudah dibakar kemudian dicampur irisan tomat merah.

Bumbu yang sudah dihaluskan itu, kemudian digoreng menggunakan minyak kelapa 50ml atau sesuai selera.

Cara menggorengnya harus hati-hati, jangan terlalu lama sebab rasa terasinya bisa pahit.

Kemudian, sambal terasi dicampur dengan tempe dan tauge, diaduk-aduk dan bisa ditambah penyedap rasa alami, seperti gula pasir ataupun kecap manis sesuai selera, juga garam secukupnya.

Sambal terasi ini kata Hanifa, sangat digemari pelanggannya, apalagi harganya sangat murah dan nikmat disantap dengan sajian nasi panas.

Ia mengaku, tidak ragu berbagi resep sambal terasi andalannya, sebab selain bisa dinikmati banyak orang, ia meyakini dengan berbagi bisa mendatangkan pahala dan murah rezeki.

Usaha warung makan Hanifa, sudah dilakoni sejak tahun 2012 dengan modal sendiri, berawal dari menjual nasi kuning, kini berkembang dengan menu tambahan khasnya, seperti ayam goreng sambal terasi dan nasi goreng sambal terasi.

“Jika sedang ramai, omsetnya bisa mencapai Rp500 ribu per malam, sebab hanya dibuka sejak pukul 16.00 Wita hingga pukul 21.00 Wita,” ujarnya.

Ia mengaku, sengaja tidak menjual makanan dengan harga mahal agar bisa dijangkau pembeli yang ada di desa itu.

“Kalau mahal-mahal, orang akan sulit membeli, yang penting sudah meraup keuntungan meskipun sedikit yang penting berkah dan bisa dinikmati banyak orang,” ujarnya.

Melan Dunggio, salah satu pelanggan mengaku, senang menikmati sajian menu andalan Oma Nifa, begitu mereka menyapanya.

“Harganya murah dan dijamin enak serta takarannya sangat mengenyangkan,” ujar Melan yang mengaku banyak pembeli dari desa tetangga ikut mengantri agar bisa menikmati menu sederhana di warung Oma Nifa.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan