Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Antonius Tonny Budiono

Jakarta, Aktual.com – Presiden Joko Widodo dinilai sedang menghadapi ujian dalam beberapa hari belakangan. Kasus suap yang melibatkan Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Antonius Tonny Budiono, dianggap menjadi ujian berat Jokowi.

Direktur Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi mengungkapkan jika tantangan ini berkaitan dengan gagalnya kepemimpinan Budi Karya sebagai orang nomor satu di Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Hubungan dekat antara Budi Karya dan Jokowi, sudah terjalin sejak Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Hal ini dinilai Uchok dapat menjadi penghambat bagi Jokowi untuk berpikir objektif dalam memandang masalah kasus suap Dirjen Hubla Kemenhub ini.

“Budi karya ini kan dibawa sejak dari (Jokowi menjadi) Gubernur Jakarta, terus dikasih jabatan strategis di Angkasa Pura sampai ke menteri. Makanya Budi karya ini menteri kesayangan Jokowi,” ucap Uchok ketika dihubungi Aktual.com di Jakarta, Sabtu (26/8).

Proyek tol laut yang menjadi program prioritas pemerintah, jelas Uchok, membuat Jokowi harus benar-benar cermat dalam memilih sosok untuk menempati posisi Menhub.

“Jadi orang kementerian perhubungan ini harus bisa dipercaya betul kan, maka dari orang Jokowi,” jelasnya.

Uchok beranggapan jika Budi Karya telah gagal memimpin Kemenhub. Kasus suap dengan jumlah mencapai Rp20 miliar yang melibatkan Tonny adalah tanda bahwa Budi Karya tidak dapat mengendalikan gerak-gerik bawahannya di Kemenhub.

Padahal, lembaga ini merupakan pemegang proyek strategis yang menjadi program unggulan pemerintahan Jokowi, yakni tol laut. Menurut Uchok, kasus suap ini pun dapat meruntuhkan kepercayaan publik terhadap pengadaan tol laut di Indonesia.

“Harusnya reshuffle, kalau Budi tidak mau mengundurkan diri seharusnya diganti, karena dia sudah mempermalukan Jokowi dengan skandal korupsi yang besar, apalagi tertangkap oleh KPK,” ujar Uchok menyudahi.

Seperti yang diketahui, Dirjen Hubla Kemenhub Antonius Tonny Budiono, ditangkap KPK saat menggelar OTT di Kemenhub Jakarta, Rabu (23/8) lalu. Tonny diduga menerima sogokan dari Komisaris PT Adhi Guna Keruktama (AGK) Adiputra Kurniawan terkait proyek pengerukan Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang.

KPK berhasil mengamankan 33 tas berisi uang dengan sejumlah jenis mata uang dengan total Rp18,9 miliar. Selain itu, KPK mengamankan empat kartu ATM yang salah satunya tersisa saldo Rp1,174 miliar. Keseluruhan uang itu diduga sebagai uang sogokan yang diterima Tonny.

 

Laporan Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh: