Petani menanam ulang padi di lahan yang tanaman padi sebelumnya rusak dan gagal tumbuh akibat diterjang banjir di Ngawi, Jawa Timur, Minggu (4/12). Sejumlah petani di kawasan tersebut menderita kerugian akibat tanaman padi yang berumur sekitar dua minggu rusak dan gagal tumbuh akibat terendam banjir sehingga harus melakukan tanam ulang. ANTARA FOTO/Siswowidodo/aww/16.

Mataram, Aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, mencatat sekitar 40 hektare sawah ditanami padi dan jagung rusak sehingga gagal panen akibat banjir bandang di Desa Kananta, Soromandi, Kamis (15/2), sekitar pukul 15.00 Wita.

“Sebagian besar yang gagal panen adalah padi karena sudah berbulir dan lama terendam air,” kata Kepala Subbidang Penanganan Darurat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, Bambang Hermawan, ketika dihubungi dari Mataram, Jumat (16/2).

Selain merusak sawah padi dan jagung siap panen, kata dia, banjir bandang juga memutuskan satu jembatan dan merusak satu jembatan gantung. Selain itu, dua rumah kayu terbawa banjir.

Tidak ada korban jiwa dalam bencana alam tersebut, namun petani terdampak mengalami kerugian akibat gagal panen dan harta benda terendam banjir.

“Kami belum bisa perkirakan besaran kerugian akibat banjir bandang yang merusak sawah dan infrastruktur. Masih dalam proses pendataan,” ujarnya.

Selain di Kecamatan Soromandi, kata dia, banjir juga terjadi di Desa Karumbu, Kecamatan Langgudu, pada hari yang sama.

Bencana alam tersebut menyebabkan empat rumah panggung terbuat dari kayu di Dusun Ngodu terendam air setinggi satu meter. Semuanya berada di sekitar pinggir sungai.

Bambang menambahkan banjir bandang juga menerjang Desa Darusalam, Kecamatan Bolo. Sebanyak 220 kepala keluarga atau 660 jiwa terdampak bencana tersebut.

“Dari laporan yang kami terima tidak ada korban banjir yang terjadi di Kecamatan Langgudu dan Bolo. Namun jumlah jiwa terdampak relatif banyak dan sangat membutuhkan bantuan bahan makanan dan air bersih,” ucapnya.

Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Bima sudah turun ke semua lokasi banjir untuk melakukan pendataan dan kaji cepat di lapangan.

Koordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya di lingkup Pemkab Bima serta BPBD Provinsi NTB juga sudah dilakukan. Tujuannya untuk bersama-sama melakukan penanganan, terutama dari sisi penyaluran bantuan logistik.

“Kondisi banjir pada Jumat pagi, sudah surut. Kami segera menyalurkan bantuan lagi, terutama bahan makanan siap saji kepada warga terdampak,” kata Bambang.

Banjir yang terjadi di tiga kecamatan pada pertengahan Februari, merupakan bencana alam yang ke sekian kalinya terjadi di Kabupaten Bima. Banjir yang terjadi sepanjang Januari-Februari 2018, telah menyebabkan tiga orang meninggal dunia dan merusak sawah serta sejumlah infrastruktur.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: