Jakarta, Aktual.com — Beberapa waktu lalu, masyarakat kita dihebohkan dengan munculnya batu akik sebagai batu cantik yang dipercaya dapat meningkatkan kewibawaan dan rasa percaya diri bagi yang memakainya, khususnya di kalangan kaum Adam.

Sontak, hal ini pun menjadi pembicaraan hangat di berbagai pelosok tanah air. Lantas, bagaimanakah Islam Memandang penggunaan batu akik ini dalam kehidupan sehari-hari? Berikut pembahasannya.

Sejatinya, batu akik jika digunakan sebagai hiasan di jari saja bukanlah masalah yang besar. Adapun, yang jadi masalah ialah jika batu akik tersebut diyakini sebagai penglaris, pengasihan, pelindung diri, pencegah penyakit, dan keyakinan lainnya yang tidak terbukti secara ilmiah.

Namun, apabila si pemakai batu akik tersebut berniat lain, yakni memiliki keyakinan lebih terhadap batu akik dan menjadi sebagai penglaris dagangan, pengasihan, diyakini sebagai pencegah dan penyembuh penyakit tanpa ada bukti ilmiah, berarti termasuk dalam kesyirikan.

Sebagaimana dalam firman Allah SWT yang berbunyi:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلْ أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ

“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka menjawab: “Allah”. Katakanlah: “Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?. Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku”. Kepada-Nya-lah bertawakal orang-orang yang berserah diri.” (QS. Az Zumar: 38)

Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh rahimahullah –penulis Fathul Majid–mengatakan, “Ayat ini dan semisalnya adalah dalil yang menunjukkan tidak bolehnya menggantungkan hati kepada selain Allah SWT ketika ingin meraih manfaat atau menolak bahaya. Ketergantungan hati kepada selain Allah SWT dalam hal itu termasuk kesyirikan.“ (Fathul Majid, 127-128). Sama halnya ketergantungan hati (tawakkal) pada benda seperti batu akik.

Dari ‘Imron bin Hushain radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan,

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- أَبْصَرَ عَلَى عَضُدِ رَجُلٍ حَلْقَةً أُرَاهُ قَالَ مِنْ صُفْرٍ فَقَالَ « وَيْحَكَ مَا هَذِهِ ». قَالَ مِنَ الْوَاهِنَةِ قَالَ « أَمَا إِنَّهَا لاَ تَزِيدُكَ إِلاَّ وَهْناً انْبِذْهَا عَنْكَ فَإِنَّكَ لَوْ مِتَّ وَهِىَ عَلَيْكَ مَا أَفْلَحْتَ أَبَداً

Nabi Muhammad SAW pernah melihat di lengan seorang pria terdapat gelang yang dinampakkan padanya. Pria tersebut berkata bahwa gelang itu terbuat dari kuningan. Lalu Beliau berkata, “Untuk apa engkau memakainya?” Pria tadi menjawab, “(Ini dipasang untuk mencegah dari) wahinah (penyakit yang ada di lengan atas).” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Gelang tadi malah membuatmu semakin lemah. Buanglah! Seandainya engkau mati dalam keadaan masih mengenakan gelang tersebut, engkau tidak akan beruntung selamanya.” (HR. Ahmad 4: 445 dan Ibnu Majah no. 3531)

Dalam Tafsir Ibnu Abi Hatim (43: 179), dari Hudzaifah, di mana ia pernah melihat seseorang memakai benang untuk mencegah demam, kemudian ia memotongnya. Lantas Hudzaifah membacakan firman Allah SWT,

وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ

“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah SWT, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah SWT (dengan sembahan-sembahan lain).” (QS. Yusuf: 16)

“Batu akik itu boleh-boleh saja, asal tidak dijadikan jimat dan cincinnya bukan dari emas, kalau pake emas itu haram yang boleh pake emas itu perempuan,” terang Ustadzah Neneng Hasanah, MA saat dihubungi Aktual.com di Jakarta, Kamis (13/8).

Oleh sebab itu, dapat disimpulkan memakai batu akik asalnya boleh selama tidak ada keyakinan syirik di dalamnya. Adapun, yang menjadi jadi masalah adalah jika batu akik tersebut diyakini sebagai penglaris, pengasihan, pelindung diri, pencegah penyakit, dan keyakinan lainnya yang tidak terbukti ilmiahnya.

Adapun Hadis-hadis yang membicarakan keutamaan batu akik, mendatangkan manfaat dan khasiat tertentu, dan kebaikan lainnya adalah Hadis-hadis yang tidak shahih yang tidak bisa dijadikan argumen dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Artikel ini ditulis oleh: