In this picture released by an official website of the office of the Iranian supreme leader, Supreme Leader Ayatollah Ali Khamenei attends a meeting with a group of religious performers in Tehran, Iran, Thursday, April 9, 2015. Iran's top leader on Thursday stopped short of giving his endorsement to the framework nuclear deal struck last week between Teheran and world powers, while the country's president warned separately that Tehran's approval of a final deal depends on the immediate lifting of all sanctions related to its controversial nuclear program. (AP Photo/Office of the Iranian Supreme Leader)

Jakarta, Aktual.com – Pemimpin Agung Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada Selasa menolak keputusan Amerika Serikat mencantumkan Iran “dalam peringatan” atas uji peluru kendalinya dan menyebut Donald Trump “wajah asli” korupsi di AS.

Dalam pidato pertamanya sejak Trump dilantik, pemimpin tertinggi Iran itu meminta warga Iran turun ke jalanan pada Jumat, hari peringatan revolusi Islam Iran 1979, untuk menunjukkan bahwa mereka tidak takut akan ancaman Amerika Serikat.

“Kami berterima kasih kepadanya (Trump) karena membuat kehidupan kami nyaman saat dia menunjukkan wajah asli Amerika Serikat,” kata Khamenei dalam pertemuan petinggi militer di Teheran.

Trump menanggapi uji peluru kendali Iran pada 29 Januari dengan mengatakan “Iran bermain api” dan memberlakukan sejumlah hukuman baru terhadap beberapa orang dan kalangan di Iran, yang beberapa di antaranya berhubungan dengan Pengawal Revolusi Iran.

Gedung Putih mengatakan uji peluru kendali itu bukan pelanggaran langsung terhadap pakta nuklir 2015, yang ditandatangani dengan enam negara kuat di dunia, namun menyatakan itu “melanggar asasnya”.

Ketika ditanya terkait komentar Khamenei pada Selasa, juru bicara Gedung putih Sean Spicer mengatakan Iran harus mengakui bahwa Amerika Serikat berada di bawah kepemimpinan baru.

“Presiden ini tidak akan diam saja membiarkan Iran melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan bersama itu,” kata Spicer dalam pernyataan, “Saya rasa Iran bercanda jika mereka tidak menyadari ada presiden baru.” Menteri luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan Teheran tidak akan merundingkan ulang kesepakatan nuklir yang sering disebut sebagai hadiah kepada Iran oleh Trump.

“Saya yakin Trump akan mendorong adanya negosiasi ulang, namun Iran dan para negara Eropa tidak akan menerimanya,” kata Zarif di harian “Ettelaat”, “Kami akan menjalani masa-masa sulit ke depannya.” Pada saat kampanye, Trump berulang kali berjanji untuk menyingkirkan kesepakatan nuklir itu. Sementara Menteri Luar Negeri Rex Tillerson belum menyebutkannya, dia menyarankan adanya “peninjauan ulang penuh” terhadap kesepakatan itu.

Khamenei mengatakan Trump memastikan “yang kami katakan selama lebih dari 30 tahun terkait korupsi politik, ekonomi, moral dan sosial dalam sistem kekuasaan AS”.

Pengulas Iran mengatakan bahwa pernyataan Khamenei itu cukup ringan karena tidak menyinggung tentang tanggapan militer.

“Dia (Trump) mengatakan ‘kau harus takut pada saya’. Tidak! Rakyat Iran akan menanggapi perkataannya pada 10 Februari dan akan menunjukkan pendirian mereka terhadap ancaman itu,” kata Khamenei.

Presiden Hassan Rouhani mendukung permintaan Khamenei bagi para warga Iran untuk turun ke jalanan di penjuru negeri pada Jumat untuk “menunjukkan ikatan mereka yang kokoh dengan Pemimpin Agung dan Negara”.

Resolusi Dewan Keamanan AS terkait kesepakatan nuklir mendesak Iran tidak melakukan pengujian peluru kendali, yang dirancang dapat membawa hulu ledak nuklir, namun tidak menyebutkan beberapa kewajiban.

Iran sepakat mengurangi program nuklir mereka sebagai ganti pencabutan sejumlah sanksi ekonomi dari AS, Eropa dan PBB.

Kritikus menyebut kesepakatan itu membuat Iran memperkuat keterlibatannya dalam sejumlah perang di dunia Arab, namun Teheran menyangkal pernyataan itu.

(Ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby