Berdasarkan data yang diterbitkan BI pagi ini, kurs rupiah berada di angka Rp13.329 per dolar AS, terdepresiasi tipis 0,2% atau 3 poin dari posisi 13.326 kemarin. Pada saat yang sama, nilai tukar rupiah terpantau menguat 0,03% atau 4 poin ke Rp13.327 per dolar AS di pasar spot, setelah dibuka dengan penguatan hanya 0,01% atau 1 poin di Rp13.330.‎ AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap USD pada perdagangan hari ini masih terlihat terparesiasi. Apresiasi rupiah ini terjadi di semua mata uang Asia termasuk rupiah karena adanya pelemahan USD.

Dikutip dari Bloomberg, rupiah dibuka di posisi Rp13.264, terapresiasi 10 poin dari penutupan akhir pekan lalu di level Rp13.264. Namun kemudian terlihat cukup volatile, pada pukul 08.25 WIB melemah tipis di Rp13.265, dan kemudian di pukul 08.35 WIB menguat ke Rp13.263.

Menurut analis pasar uang dari PT Binaarta Sekuritas, Reza Priyambada, laju rupiah yang masih menguat ini karena terbantu oleh adanya pelemahan dari USD.

“Karena penguatan itu, tak hanya dialami rupiah tapi sejumlah mata uang di Asia juga menguat, terutama pada pergerakan JPY. Ini karena gara-gara USD melemah,” tandas Reza, di Jakarta, Senin (17/4).

Pergerakan USD yang anjlok dalam ini, karena dipicu oleh sentimen pernyataan Presiden AS Donald Trump menyebutkan, posisi USD saat ini masih terlalu kuat, sehingga dirinya ingin melihat suku bunga AS yang lebih rendah lagi.

“Jadi untuk hari ini, masih adanya imbas pelemahan USD dapat membuka peluang bagi pergerakan sejumlah mata uang Asia, termasuk pada Rupiah yang masih berpeluang mengalami kenaikan lanjutan,” prediksinya.

Menurut dia, meningkatnya JPY dan EUR terhadap USD itu serta naiknya sejumlah harga komoditas terutama harga minyak, diharapkan dapat membantu Rupiah bertahan di zona hijaunya itu.

“Diperkirakan, rupiah akan bergerak di level support pada kisaran Rp13.280. Sedang untuk tingkat resisten akan berada di posisi Rp13.230,” pungkas Reza.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid