Jakarta, Aktual.com – Kendati pemerintah masih tak terlalu mengakui adanya penurunan daya beli yang masih dianggap hanya sebagai perubahan pola konsumsi dari konvensional ke online, pemerintah justru mengakui jika kontribusi konsumsi rumah tangga atau daya beli masyarakat di pertumbuhan ekonomi mulai menurun.

Sebagai solusi seperti diakui Presiden Joko Widodo, yakni pemerintah bakal mengandalkan sektor lain sebagai penggerak perekonomian, yakni sektor pariwisata. Apalagi, kata Jokowi, pola konsumsi masyarakat juga berubah dari belanja barang ke kegiatan hiburan dan wisata. Makanya dia meyakini  struktur kontribusi pertumbuhan ekonomi akan bertumpu pada sektor pariwisata.

“Apalagi saat ini, dunia media sosial yang membuat bergengsi bukan lagi barang mewah, barang bermerek. Saat ini yang menentukan status seseorang bergengsi adalah pengalaman, petualangan dan kenangan yang di-upload,” jelas Jokowi di Jakarta, Rabu (29/11).

Dengan demikian, jelas Jokowi, pergeseran pola konsumsi barang ke belanja jasa pariwisata dan hiburan akan mengubah kontribusi komponen konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi nsional.

“Bukan hanya pola konsumsi yang berubah, saat ini pola kerja kelompok milenial juga berubah,” ucapnya.

Jokowi menyebutkan, kelompok milenial yang kerap disebut knowledge workers ini semakin mobile dan lebih memilih bekerja di luar kantor. Bahkan, saat ini kelompok milenial ini lebih menyukai bekerja di lokasi wisata, on demand office dan comunal office. “Mereka yang dinamakan digital lifestyle,” kata Jokowi.

Sehingga, menurut presiden, peluang bisnis sektor pariwisata dan lifestyle yang akan menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi itu adalah teknologi digital.

“Contoh, ada orang selfie di Labuan Bajo atau Raja Ampat. Fotonya bisa langsung viral ke seluruh dunia. Sudah banyak heboh yang membicarakan destinasi wisata di Indonesia karena internet,” papar Presiden Jokowi.

 

Pewarta : Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs