Mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar saat memberikan materi diskusi di Jakarta, Kamis (8/9/2016). Diskusi yang laksanakan oleh salah satu relawan Jokowi mengambil tema " Membangun Kedaulatan Energi.

Jakarta, Aktual.com-Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memandang peralihan pengunaan energi menuju renewable energi merupakan sebuatu keniscayaan. Maka dari itu, ditegaskan oleh Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar bahwa kebijakan pemerintah akan semakin komitmen untuk mendorong peralihan dari energi fosil.

Faktor utama yang mendorong peralihan energi tersebut jelas Arcandra, disebabkan cadangan energi yang berasal dari fosil sudah sulit ditemukan. Sebagai imbasnya, dunia akan mengalami defisit energi.

Sebagai langkah solusi, penggunaan renewable energi semakin tak terelakkan. Sedangkan Indonesia memiliki potensi yang besar atas ketersediaan sumber renewable energi.

“Renewable energi merupakan keharusan, bukan lagi suatu pilihan. Kita tidak punya pilihan lain dari renewable energi. Dunia akan bergerak ke renewable energi, kenapa? Karena bumi kita semakin tua,” ujarnya di Hotel Sari Pan Pasific Jakarta Pusat, Kamis (10/11).

Namun dia menyadari bahwa pembangunan renewable energi membutuhkan investasi yang besar. Imbasnya harga beli listrik akan melonjak.

Karena itu, terasa berat bagi investor untuk menanamkan modalnya dan mengembangkan renewable energi di Indonesia. Untuk itu perlu kehadiran pemerintah dalam menarik investor yang berminat dalam investasi ini.

“Tapi renewable energi lebih mahal daripada fosil fuel. Memang kenyataannya seperti itu. Tapi tidak ada negara di dunia ini yang memulai renewable energi tanpa kehadiran pemerintah . Akan ada insentif diawalnya di negara-negara dimana reweable energi maju. Kemudian disaat ekonomi dan tekniloginya berkembang, disaat itulah dia mampu bersaing dengan fosil fuel,” tandasnya.

*Dadang Sah

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta