Mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar saat memberikan materi diskusi di Jakarta, Kamis (8/9/2016). Diskusi yang laksanakan oleh salah satu relawan Jokowi mengambil tema " Membangun Kedaulatan Energi.

Jakarta, Aktual.com – Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, mengatakan pengelolaan Blok Corridor, Sumatera Selatan, akan dibahas pada September 2018 menyusul berakhirnya kontrak blok migas tersebut oleh Conocophillips pada Desember 2023.

“Blok yang akan berakhir kontraknya pada 2023 itu baru akan kita bahas bulan depan (September). Jadi saat ini belum ada pembahasan untuk Corridor,” kata Arcandra di Jakarta, Jumat (10/8).

Arcandra menjelaskan Kementerian ESDM tengah melakukan pembahasan terkait pengelolaan sejumlah blok migas habis masa kontrak (terminasi) sejak April 2018.

Sesuai urutannya, blok terminasi pada 2023 rencananya akan mulai dibahas September 2018.

“Jadi memang setiap bulan kita bahas ini (blok terminasi),” tuturnya.

Berdasarkan Permen ESDM Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi Yang Akan Berakhir Kontrak Kerja Samanya, pemerintah tidak lagi memberi prioritas kepada Pertamina dalam pengelolaan blok migas terminasi.

Dengan terbitnya aturan tersebut, kontraktor eksisting akan mendapat kesempatan pertama untuk mendapat perpanjangan kontrak atas blok migas terminasi tersebut.

Ada pun jika Pertamina berminat untuk mengelola blok terminasi, perusahaan pelat merah itu diharuskan untuk mengajukan proposal untuk kemudian dinilai tim khusus.

Jika tawaran Pertamina lebih menarik dan menguntungkan berdasarkan bonus tanda tangan dan komitmen kerja pasti, perusahaan itu memiliki kesempatan untuk bisa dipilih menjadi pengelola blok terminasi.

“Jadi (Pertamina) masukkan proposal dulu, sesuai Peraturan Menteri, baru kita nilai,” jelasnya.

Pertamina tengah melirik Blok Corridor yang tercatat sebagai penyumbang produksi gas ketiga terbesar di Indonesia setelah berhasil mendapatkan hak kelola di Blok Mahakam dan Blok Rokan.

Blok Mahakam sempat menjadi produsen terbesar gas Indonesia, sementara Blok Rokan menjadi produsen minyak terbesar nomor dua di Indonesia saat ini.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: