Dua kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat telah merapat di Doha, Qatar untuk ikut ambil bagian dalam latihan militer gabungan dengan Angkatan Laut Qatar. (ilustrasi/aktual.com)

Dubai, Aktual.com – Arab Saudi dan tiga negara sekutunya yang menuduh Qatar mendukung terorisme, telah menyetujui permintaan Kuwait untuk memperpanjang hingga 48 jam batas waktu yang sebelumnya jatuh pada Minggu (2/7) agar Doha memenuhi permintaan mereka, menurut sebuah pernyataan bersama yang dilaporkan oleh kantor berita Saudi, SPA.

Tanpa menyebutkan apakah Qatar telah menolak ultimatum tersebut, kantor berita Kuwait, KUNA mengatakan bahwa Emir Kuwait Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah telah meminta Arab Saudi dan tiga negara lainnya yang memboikot Qatar memberikan perpanjangan waktu.

Kuwait bertindak sebagai mediator setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik serta hubungan perjalanan dengan Doha, dengan menuduhnya telah mendukung terorisme dan menjadi sekutu musuh wilayah mereka, Iran.

Qatar menyebut tuduhan tersebut tak berdasar dan menteri luar negeri, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani mengatakan bahwa tuntutan yang kaku itu – termasuk menutup saluran televisi al Jazeera yang bermarkas di Qatar dan Mendepak pasukan Turki yang mendirikan pangkalan di sana – dibuat untuk ditolak.

Negara-negara tersebut telah mengancam akan memberikan sanksi lebih lanjut terhadap Qatar jika tidak memenuhi daftar 13 tuntutan mereka, disampaikan kepada Doha melalui Kuwait 10 hari yang lalu.

Mesir mengatakan pada Minggu bahwa menteri luar negeri dari empat negara pemboikot itu akan melakukan pertemuan di Kairo pada Rabu untuk membicarakan persoalan Qatar, tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.

Mereka belum menentukan sanksi lebih lanjut terhadap Doha, namun bankir perdagangan di wilayah itu meyakini Bank-bank Saudi, UAE dan Bahrain mungkin akan menerima perintah resmi untuk menarik simpanan dan pinjaman antar-bank dari Qatar.

Departemen Luar Negeri AS, yang merupakan sekutu semua negara yang terlibat itu, mendukung peran Kuwait sebagai mediator dan meminta Kedua belah pihak terlibat dalam perselisihan, untuk menahan diri.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: