Jakarta, Aktual.com – Australia mengatakan akan melanjutkan serangan udara ke Suriah, mengakhiri penangguhan dua hari yang diterapkan setelah penembakan pesawat militer Suriah yang memicu ancaman Rusia terhadap pesawat koalisi pimpinan Washington.

Rusia mengatakan bahwa pihaknya akan memperlakukan pesawat koalisi pimpinan Amerika Serikat yang terbang di barat Sungai Efrat di Suriah sebagai target potensial dan melacak mereka dengan sistem peluru kendali serta pesawat militer, tapi tidak mengatakan akan menembak pesawat itu jatuh.

Akibat ancaman tersebut, Australia mengatakan pada Selasa akan menangguhkan gerakan militernya.

Pada Kamis (22/6), sebuah keputusan dibuat untuk melanjutkan serangan udara di Suriah setelah penilaian terhadap pernyataan Rusia, walaupun tidak disebutkan kapan serangan akan dimulai lagi.

Sementara itu, militer Suriah merebut lebih dari 20 desa dan kota kecil di pinggiran Provinsi Raqqa, ibu kota de fakto kelompok IS di Suriah Utara, demikian laporan kantor berita resmi Suriah, SANA, pada Senin (19/6).

Di dalam satu pernyataan yang disiarkan oleh SANA, Komando Umum Angkatan Darat Suriah mengatakan pasukan pemerintah dan tentara sekutunya merebut lebih dari 20 desa dan kota kecil dan kota besar utama Rasafeh di pinggir selatan Raqqa.

Prestasi tersebut dicapai sehari setelah koalisi pimpinan AS menembak jatuh satu pesawat tempur Suriah yang sedang menyerang posisi IS di Raqqa.

Peristiwa itu memicu ketegangan antara AS dan Rusia sebab AS menyatakan jet Suriah yang ditembak jatuh sedang menyerang lokasi di dekat posisi Pasukan Demokratis Suriah (SDF), yang didukung AS.

Di dalam satu pernyataan pada Senin, SDF mengatakan militer Suriah telah menyerang posisi IS di Raqqa sejak 17 Juni.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka