Tim 7 GNPF MUI menggelar konferensi pers mengenai pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo, Jakarta, Selasa (27/6). Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, pada Minggu (25/6). Sebelum pertemuan, GNPF MUI melakukan koordinasi dengan Habib Rizieq Syihab. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ketua Presidium Alumni 212, Ansufri Idrus Sambo menegaskan bahwa pihaknya tidak akan bernegosiasi untuk proses pembebasan sejumlah ulama dan aktivis yang menjadi korban kriminalisasi. Menurutnya, pembebasan ulama dan aktivis dari segala tuduhan adalah harga mati.

Bagi Sambo, pemerintah hanya dapat dikatakan mempunyai itikad baik jika memang berkomitmen untuk membebaskan sejumlah ulama dan aktivis dari segala tuduhan serta sangkaan yang disematkan oleh aparat kepolisian.

“Tak ada negosiasi (untuk pembebasan ulama),” tegas Sambo kepada Aktual melalui pesan singkat, Selasa (27/6) malam.

“Kalau ulama dan aktivis dibebaskan dari segala tuduhan dan sangkaan serta yang dipenjara segera dikeluarkan, itu baru namanya Jokowi punya itikad baik kepada ulama dan Umat Islam,” tambah Sambo.

Presidium Alumni 212 sendiri baru merilis Resolusi Yogyakarta sebagai sikap resmi mereka terhadap persoalan kriminalisasi ulama. Dalam resolusi ini, Alumni 212 mendesak pemerintah agar segera membebaskan sejumlah ulama dan aktivis yang menjadi korban kriminalisasi tanpa satu syarat pun.

Resolusi ini pun memberikan ultimatum bahwa pihak Alumni 212 akan segera menjatuhkan Joko Widodo dari kursi Presiden melalui jalur konstitusional jika ia tidak dapat membebaskan sejumlah ulama dan aktivis dari segala tuduhan yang diberikan.

Mengenai pertemuan antara Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) dengan Presiden, Sambo mengaku sudah tidak mempermasalahkannya. Menurutnya, pertemuan yang melibatkan GNPF-MUI ini sah-sah saja dilakukan asalkan masih dalam koridor yang ditentukan Resolusi Yogyakarta.

“Selama sesuai dengan resolusi jogja, silahkan saja. Tak ada masalah, Insya-Allah,” katanya enteng.

Seperti yang diketahui, Ketua GNPF-MUI Bachtiar Nasir menyatakan, Presiden menginginkan adanya dialog lanjutan dalam waktu dekat ini. Ucapan Nasir ini dilontarkannya dalam konferensi pers yang diadakan GNPF-MUI di Jakarta, Selasa (27/6) siang.

“Presiden mengatakan akan ada pertemuan selanjutnya. Pak presiden ingin negeri ini tenang, sehingga segala hal yang bisa mengganjal,” ungkap Nasir.

Pewarta : Teuku Wildan

 

 

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs