Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi, Menkeu Bambang Brodjonegoro dan Menko PMK Puan Maharani menunjukkan daging sapi hasil sitaan asal Australia yang dihibahkan kepada masyarakat, di Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (30/6/2016). 21,8 ton daging sapi itu dihibahkan kepada masyarakat di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui masih banyak anak buahnya di Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan yang melakukan penyimpangan terkait eskpor-impor. Hal ini menurutnya menjadi penyebab masih maraknya praktik impor berisiko tinggi atau ilegal.

Untuk itu, Menkeu akan berkoordinasi dengan lembaga-lembaga terkait untuk menertibkan importir berisiko tinggi tersebut. “Langkah ini kami lakukan sebagai bagian dari reformasi perpajakan yang dilakukan pemerintah,” klaim dia, di Jakarta, Rabu (12/7).

Lembaga tersebut adalah, Polri, TNI, Kejaksaan Agung, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Untuk itu, kata dia, pemerintah dalam rangka mencegah bersama dengan lembaga tersebut akan membentuk satuan tugas (Satgas) guna menertibkan importir berisiko tinggi. Para importir berisiko tinggi itu adalah pelaku impor yang kode barang atau harga impornya tak sesuai dengan yang dilaporkan.

Bahkan, kata Sri Mulyani, pihaknya pun akan berlaku tegas terhadap para pejabat Kemenkeu yang memuluskan proses importasi para importir nakal itu untuk mencari keuantungan.

“Kalau mereka (aparat BC), jawabannya masih a-u-a-u (tak jelas), saya akan copot. Bahkan, saya taruh di lapangan kita sorakin rame-rame baru masukin penjara. Kami akan terus perbaiki diri, kalau policy belum baik kami perbaiki policy,” janjinya.

Sikap Menkeu itu, diklaimnya sebagai sikap tegas dalam mereformasi perpajakan. Ssehingga, dirinya tak segan-segan untuk mencopot jabatan pegawainya jika masih bermain dalam penertiban importir berisiko tinggi tersebut.

“Selama ini mereka (anak buahnya) banyak alasan. Bahkan katanya berdalih, ada pihak Polri yang jadi backing. Kalau ditangkap paling dibebasin Kejaksaan. Nah, sekarang sudah tidak lagi. Jadi tidak ada alasan anak buah jadi excuse. Tidak ada lagi sekarang karena kami berkoordinasi,” klaim dia.

Dia juga mengakui, selama ini oknum pegawai Bea Cukai itu tidak banyak. Namun ulahnya telah mencoreng institusi Kemenkeu, terutama Direktorat BC.

“Iya kami memahami oknum yang jelek sangat sedikit 1-2, tapi dia merusak institusi kami, value kami, dan negara kita dan bangsa kita,” ujar Menkeu.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan