Pedagang sayur di Pangkalpinang merugi. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Pedagang sayur di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merugi akibat daya beli masyarakat mengalami penurunan cukup signifikan.

“Sejak harga sayur mahal daya masyarakat menurun sehingga barang dagangan tidak laku dan membusuk,” ujar Umi, salah satu pedagang sayur di Pasar Pagi Pangkalpinang, ditulis Jumat (24/2).

Ia menjelaskan, sayur tidak dapat bertahan lama karena mudah busuk, terlebihnya pada saat curah hujan tinggi seperti sekarang ini.

“Sayur yang sudah busuk terpaksa dibuang dan tidak bisa dijual lagi sehingga pedagang merugi karena tidak balik modal,” jelasnya.

Menurut dia, biasanya ia bisa menjual sayur kangkung dan terong sebanyak 10 kilogram, kacang panjang, tomat dan kentang sedikitnya sebanyak 5 kilogram.

“Namun sekarang hanya sekitar 2-3 kilogram karena selain harganya yang mahal, pembelinya juga sedikit,” ujarnya.

Sama halnya dengan pedagang sayur di Pasar Pembangunan Pangkalpinang, Usman yang juga harus membuang sayurnya karena sudah tidak layak jual.

“Cuaca hujan sekarang ini membuat sayur cepat busuk. Sayur hanya bisa bertahan sekitar 2-3 hari saja sehingga jika stok sayur masih banyak terpaksa kita jual murah bahkan di bawah harga modal,” jelasnya.

Ia berharap harga sayur kembali normal sehingga jumlah pembeli kembali normal.

Ia menyebutkan, harga bayam dan kacang panjang yang biasanya Rp8.000 menjadi Rp18.000 hingga Rp Rp20.000 per kilogram. Sementara kangkung yang biasanya Rp5.000 menjadi Rp25.000, terong yang biasanya Rp10.000 menjadi Rp20.000 dan sawi yang biasanya Rp10.000 menjadi Rp25.000 per kilogram. (ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka