Dalam jumpa persnya Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily, kami tunggu klarifikasi kepada yang bersangkutan. Klarifikasi ini tujuannya meminta penjelasan kepada yang bersangkutan. Sekaligus nanti DPP sesuai aturan itu mengambil kebijakan. AKTUAL/Munzir
Dalam jumpa persnya Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily, kami tunggu klarifikasi kepada yang bersangkutan. Klarifikasi ini tujuannya meminta penjelasan kepada yang bersangkutan. Sekaligus nanti DPP sesuai aturan itu mengambil kebijakan. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Wasekjen Partai Golkar Ace Hasan Syadzily, mengatakan akan mewacanakan kepada semua calon Ketua Umum Golkar untuk menandatangani Pakta Integritas. Hal tersebut mesti dilakukan lantaran banyak Ketua Umum Golkar yang tersandung kasus hukum atau terlibat masalah korupsi.

“Ya saya pasti akan meminta kepada semua calon ketua umum untuk berkomitmen membuat pakta integritas sebagai komitmen, bukan hanya perubahan. Tapi partai ini harus dibangun bersih,” ujar Ace di Jakarta, ditulis Selasa (12/12).

Penyelenggaraan munaslub, lanjut Ace, harus dapat menjadi momentum perubahan Partai Golkar. Oleh karena itu, semua calon ketua umum harus memiliki komitmen untuk mengubah Partai Golkar. “Dengan mengedepankan kualitas misalnya, kader yang berintegritas bersih tidak punya masalah hukum, saya kira itu yang harus dikedepankan,” kata Ace.

Senada dengan Ace, Ketua DPP Partai Golkar Idris Laena, juga mengaku setuju dengan wacana penandatanganan Pakta Integritas tersebut. Akan tetapi, Idris mengatakan Penandatanganan Pakta Integritas dilakukan saat ketua umum yang baru sudah terpilih. “Sebab begini, sekarang kita tidak bisa menduga siapa yang akan menjadi Ketum. Nah kalau disodorkan pakta integritas tahu-tahunya tidak jadi. Setelah jadi baru di sodorkan (Pakta Integritas),” kata Idris.

Meski demikian, Idris berharap, penyelenggaraan munaslub nantinya hanya akan mengusung satu calon. Pasalnya, akan muncul banyak masalah bilamana banyak yang mencalonkan diri sebagai Ketum.

“Saya berharap kalau munaslub tidak usah kubu-kubuan.kali ini langsung aklamasi. Capek saya kalau kebanyakan kubu-kubuan. Golkar punya kelemahan kalau terjadi pertarungan, biasanya akan pecah. Itu yang menjadi perpecahan menjadi masalah,” kata Anggota Komisi VI DPR RI ini.

Seperti diketahui, Wacana Munaslub menguat setelah Ketua Umum Golkar Setya Novanto ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi. Novanto ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.

Koordinator Bidang Perekonomian DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto disebut sebagai figur yang berpotensi menempati posisi tersebut. Selain itu Putri Presiden RI kedua Soeharto, Titiek Soeharto juga mengajukan diri sebagai salah satu calon pengganti Setya Novanto.

 

Nailin Insaroh

Artikel ini ditulis oleh: