Angka pertumbuhan penggunaan Elpiji 3 kg (subsidi untuk rakyat miskin) meningkat signifikan daripada jumlah angka pertumbuhan rakyat miskin, namun hal ini tidak ditertibkan oleh pemerintah. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Perekonomian Indonesia sejak pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) menjabat dirasa semakin terpuruk. Hal ini terlihat dari nilai tukar rupiah yang terus merosot.

Menurut ekonom dari Asosoasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng indikator kejatuhan ekonomi itu dilihat dari nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS sudah sangat jatuh sampai saat ini di posisi Rp13.500-an.

Padahal jika dibandingkan dengan nilai tukar di akhir pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih di kisaran Rp 9 ribuan.

“Sebelum Jokowi memerintah, dolar itu cuma Rp 9 ribu. Tapi dari awal pemerintahan Jokowi sampai sekarang, dolar itu masih terpuruk.di Rp 13 ribuan,” ujar Salamuddin di Jakarta, ditulis Jumat (8/12).

Dia menegaskan, nilai tukar yang demikian tinggi itu sangatlah memberatkan perekonomian Indonesia. Pasalnya, tidak sedikit industri domestik yang membeli bahan baku dari luar negeri.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid